-->

Seminar

Seminar

MAKALAH SEMINAR


MATERI
MATA KULIAH SEMINAR








DI SUSUN OLEH:
Bagus Kurniawan
2114R0773



STMIK HIMSYA SEMARANG
PRODI TEKNIK INFORMATIKA
TAHUN 2019



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini membahas tentang, “Materi Seminar” yang merupakan pembahasan dalam mata kuliah “Seminar”
Terimakasih, atas arahan dan bantuan dari bapak Septia Lutfi, M.Kom sebagai Dosen Pengampu mata kuliah “Seminar” dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap, makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai apa saja yang terdapat dalam seminar. Penulis minta maaf jika ada di dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membanngun, penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah, agar dapat melalukan perbaikan semoga apa yang anda berikan mendapat balasan dari Allah S.W.T. amin.


Semarang, 01 Maret 2019



Penulis



DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ......................................................................................   i
KATA PENGANTAR ....................................................................................   ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................   1
1.1.       Latar Belakang .......................................................................................   1
1.2.       Rumusan Masalah ..................................................................................   2
1.3.       Tujuan  ...................................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................   4
2.1.       Penegertian Seminar ...............................................................................   4
2.2.       Konsep-konsep Seminar .........................................................................   4
2.3.       Ruang Lingkup Seminar ........................................................................   10
2.4.       Para Pelaku Seminar ...............................................................................   12
2.5.       Kepanitiaan Seminar ..............................................................................   16
2.6.       Kesekertariatan Seminar ........................................................................   18
2.7.       Tempat Seminar .....................................................................................   25
2.8.       Persiapan Seminar ..................................................................................   31
2.9.       Susunan Acara Dan Keprotokolah Seminar ...........................................   35
2.10.   Penyelenggaraan Seminar ......................................................................   34
2.11.   Unsur-Unsur Yang Ada Dalam Seminar ...............................................   38
2.12.   Kelebihan Dan Kekurangan Seminar .....................................................   41
2.13.   Manfaat Diselenggarakanya Seminar .....................................................   42
BAB III PENUTUP ........................................................................................   44
3.1.       Kesimpulan ............................................................................................   44
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................   45





 BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
Di dalam kehidupan berorganisasi tentu kita menemukan berbagai masalah yang harus dipecahkan. Dalam memecahkan masalah-masalah tersebut, kita membutuhkan alternatif pemecahan masalah yang tepat dalam pembahasan masalah yang akan dikaji. Salah satu alternatif yang bisa kita lakukan adalah dengan mengadakan seminar.
Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas atau perguruan tinggi maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik khusus yang akan dibahas, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan.
Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis. Perlu dicatat bahwa di beberapa universitas Eropa sebuah seminar dapat berarti kelas kuliah yang besar, khususnya ketika dibawakan oleh ahli yang termasyhur (tanpa memperhatikan jumlah hadirin atau jangkauan mahasiswa yang berpartisipasi dalam diskusi).
Seminar berfungsi untuk menyatukan kelompok-kelompok kecil untuk melakukan pertemuan yang berulang, dan berkali-kali dengan fokus pada beberapa mata pelajaran / topik tertentu, di mana setiap orang yang hadir diminta untuk secara aktif berpartisipasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan seminar sebagai salah satu mata kuliah wajib mahasiswa tingkat akhir.

1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1)   Apakah pengertian dari seminar?
2)   Apa sajakah konsep-konsep seminar?
3)   Apa sajakah ruang lingkup seminar?
4)   Siapa sajakah para pelaku seminar?
5)   Bagaimanakah kepanitiaan seminar?
6)   Bagaimanakah kesekertariatan seminar?
7)   Bagaimanakah tempat seminar?
8)   Bagaimanakah persiapan seminar?
9)   Bagaimanakah susunan acara dan keprotokolah seminar?
10)    Bagaimanakah penyelenggaraan seminar?
11)    Apa sajakah unsur-unsur seminar?
12)    Apa kelebihan dan kekurangan seminar?
13)    Apa saja manfaat seminar?

1.3.  Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1)    Memahami pengertian dari seminar.
2)    Memahami konsep seminar.
3)    Memahami ruang lingkup seminar.
4)    Memahami para pelaku seminar.
5)    Memahami kepanitiaan seminar.
6)    Memahami kesekertariatan seminar.
7)    Memahami tempat seminar.
8)    Memahami persiapan seminar.
9)   Memahami susunan acara dan keprotokolah.
10)    Memahami penyelenggaraan seminar.
11)    Mengetahui unsur seminar.
12)    Mengetahui kelebihan dan kekurangan seminar.
13)    Memahami manfaat seminar.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1.  Pengertian Seminar
Seminar berasal dari bahasa Latin seminarium yang berarti tempat menanam benih. Menurut Yuzal, dkk (2013:7), seminar merupakan suatu pertemuan ilmiah yang membahas suatu masalah yang diikuti banyak peserta dan mereka yang ahli di bidangnya yang pada akhirnya akan diperoleh suatu rumusan yang disepakati bersama.
Kemudian Kamdhi (2003:47) mengemukakan bahwa, ”seminar adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama dan mendesak dengan berpijak pada prasaran (uraian singkat mengenai suatu masalah) dari sudut pandang tertentu serta tanggapan-tanggapan dan diskusi sehingga terumuskan suatu pemecahan yang akurat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:776), seminar adalah pertemuan untuk menyelidiki dan membahas sesuatu masalah di bawah pimpinan mahaguru atau orang ahli.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa seminar adalah suatu pertemuan ilmiah untuk menyelidiki dan membahas suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama dan mendesak dengan berpijak pada prasaran  dari sudut pandang tertentu di bawah pimpinan mahaguru atau orang ahli sehingga terumuskan pemecahan yang akurat.

2.2.  Konsep-Konsep Seminar
1)        Konferensi
Konferensi (conference) merupakan suatu pertemuan resmi para ahli atau pakar dari berbagai instansi dan lembaga dengan tujuan mencoba menyepakati hal-hal yang penting dan khusus, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik atau memadai, karena diungkapkan dari pemikiran-pemikiran para ahli.
Umumnya suatu konferensi merupakan ajang pertemuan yang bersekala luas, baik tingkat nasional maupun internasional, melibatkan peserta dari berbagai negara dengan kualifikasi khusus.
Contoh konferensi seperti itu adalah “Konferensi Hak-Hak Asasi Manusia Sedunia” (International Human Rights Conference), atau “Konferensi Pemberantasan dan Pencegahan Flu Burung di Kawasan ASEAN”.
2)        Permasalahan
Kongres (congress) merupakan forum bertemunya wakil-wakil yang berwenang dari suatu kelompok atau organisasi yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam menentukan pedoman, kebijakan-kebijakan, program kegiatan dan adakalnya membentuk  kepengurusan dari kelompok atau organisasi. Sama dengan konferensi, kongres juga dapat berskala nasional maupun internasional.
Dalam lingkup internasional, misalnya ada Kongres Taman Nasional Sedunia (World National Parks Congress) atau Kongres Guru Sedunia (World  Teachers Congress),  peserta dari kongres-kongres tersebut adalah wakil-wakil dari Pengelola Taman Nasional tiap negara atau Organisasi Guru di suatu Negara.
Dalam lingkup lokal maupun nasional, banyak  diselenggarakan  kongres oleh berbagai kelompok atau organisasi, misalnya Kongres Nasional Ikatan Arsitek Indonesia, menyelenggarakan kongres di suatu tempat dan dihadiri oleh wakil-wakil ikatan arsitek dari  tiap provinsi atau Kongres Nasional Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (Congress of Indonesian Internist Association) yang dihadiri oleh Pengurus Pusat dan Cabang organisasi tersebut.
3)        Seminar
Banyak definisi yang dibuat oleh para pakar untuk seminar namun intinya adalah seminar (seminarium – bahasa latin – tanah tempat menanam benih) merupakan suatu pertemuan ilmiah yang membahas suatu masalah yang diikuti banyak  peserta  dan  mereka yang ahli di bidangnya yang pada akhirnya akan diperoleh suatu rumusan yang disepakati bersama.
Berikut ini disampaikan beberapa definisi lain mengenai seminar.
a)    Pemecahan Masalah
“Seminar merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah pada tema tertentu yang telah ditetapkan yang melibatkan para pakar, biasanya dari perguruan tinggi sebagai pembawa makalah atau pembanding/penyanggah”.
b)   Pembahasan Studi Kasus atau Topik Tertentu
“Seminar adalah kegiatan yang diadakan dalam rangka membahas suatu studi lkasus atau suatau topik tertentu, yang biasanya diikuti banyak peserta, dipimpin oleh seorang yang ahli dalam bidang yang dipelajarinya, sehingga seminar tersebut berfungsi memberikan kesempatan diskusi kepada para persertanya dan menstimulasi partisipasi anggota kelompok menjadi aktif”.
c)    Pertemuan Mahasiswa Bidang Keilmuan Tetentu
Seminar merupakan pertemuan sejumlah mahasiswa perguruan  tinggi  bidang keilmuan tertentu di bawah pimpinan mahaguru yang bersangkutan”.
d)   Pertemuan Sekelompok Ahli
“Seminar adalah pertemuan sekelompok ahli atau pakar yang sedang mengkaji kebenaran hasil penelitian ilmiah di masyarakat di luar kalangan perguruan tinggi”.
e)    Pembahasan Hasil Penelitian Ilmiah
“Seminar merupakan pembahasan ilmiah (hasil penelitian) yang  dipimpin  oleh seorang atau beberapa ahli, dan dihadiri oleh beberapa penyanggah”.
f)    Pertemuan Para Spesialis
“Seminar adalah pertemuan para spesialis”.
Adakalanya sebuah seminar dilanjutkan dengan lokakarya yang akan membahas hasil seminar tersebut secara lebih mendalam dalam forum peserta yang lebih sedikit dan waktu  yang agak relatif longgar.
Keuntungan dari dua kegiatan yang dilakukan secara berurutan ini adalah hasil yang diperoleh lebih fokus, tidak perlu mengumpulkan kembali para pakar dalam waktu yang lain, dan isu yang dibicarakan masih hangat. Kegiatan penggabungan kedua kegiatan ini disebut  juga sebagai Semiloka, yaitu Seminar dan Lokakarya.
g)   Simposium
Simposium (symposium) agak mirip dengan seminar, simposium berasal dari bahasa Latin, yang artinya “pertemuan”.
Simposium merupakan suatu rangkaian ceramah yang diberikan oleh dua atau sampai lima orang, dengan topik yang berlainan, tetapi berhubungan erat satu sama lain yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk menganalisis beberapa aspek yang saling berhubungan dan yang dapat diperdebatankan, serta  membantu  peserta untuk dapat mengerti hubungan dari macam-macam bagian dari satu tajuk atau inti permasalahan.
Simposium dipimpin oleh seorang moderator dan mengkoordinasi  jalannya pembicaraan dari pembicara atau pembahas dan penyanggah serta pertanyaa-pertanyaan yang diajukan oleh perserta.
Dalam sebuh simposium, peserta dapat mengajukan pendapat atau pertanyaan setelah pembicara atau penyanggah selesai berbicara. Contoh misalnya untuk membahas masalah ancaman narkoba terhadap pemuda. Simposium merumuskan pandangan-pandangan dari para pembicara atau peserta namun tidak ada suatu kesimpulan akhir yang diambil.
4)        Lokakarya
Lokakarya atau workshop atau academic workshop adalah pertemuan dari orang-orang yang berpengalaman dan betanggung jawab dan ahli-ahli yang dapat membantu peserta guna membicarakan masalah atau pelajaran mereka yang dirasakan sukar untuk dipecahkan sendiri dan bersama-sama mencari solusinya.
Peserta lokakarya berasal dari kelompok yang homogen dalam jumlah yang relatif sangat terbatas, sehingga setiap peserta dapat berbicara secara aktif dan intens sehingga keterlibatan peserta dalam pembicaraan lebih dinamis.
Lokakarya mempunyai topik tertentu atau pokok pembicaraan misalnya Peran Mahasiswa dalam Dunia Politik.
Lokakarya dapat dilakukan dalam rangka menindaklanjuti hasil atau rumusan suatu seminar untuk tema atau topik yang sama.
5)        Panel (Diskusi Panel)
Panel, atau diskusi panel (panel discussion) atau pertukaran pikiran merupakan suatu pertemuan untuk mendengarkan percakapan antara 3-6 orang panelis yang mengemukakan topik-topik tertentu atau topik yang spesifik yang telah di tentukan terlebih dahulu dan dipimpin oleh seorang moderator untuk didiskusikan bersama sehingga diperoleh masukan tentang pendapat-pendapat yang berbeda dan peserta distimulasi untuk berdiskusi.
Perbedaan pendapat antara panelis merupakan hal yang biasa, karena dalam diskusi panel tidak akan diambil suatu kesepakatan atau keputusan. Perbedaan pendapat justru akan merupakan stimulus bagi hadirin dalam menambah wawasan berpikir mereka.
Peran hadirin biasanya tidak diberi kesempatan berbicara untuk mengemukakan pendapatnya selama panelis berdiskusi dan perannya hanya sebagai pendengar yang dapat merangsang cara berpikir mereka dengan mendapatkan berbagai perspektif pandangan yang disampaikan panelis.
Setelah selesainya diskusi para panelis, hadirin  dapat  membentuk  kelompok- kelompok kecil untuk melakukan diskusi lanjutan.
Jumlah peserta diskusi biasanya sangat dibatasi agar diskusi berjalan lebih efektif.
6)        Diskusi
Sedikit berbeda dengan Diskusi Panel, Diskusi (discussion) disini adalah pembicaraan mengenai hanya suatu topik dengan tujuan untuk merumusakan kepentingan bersama.
Diskusi biasanya diikuti 6-20 orang peserta, dipimpin oleh seorang pimpinan diskusi/moderator, guna memecahkan atau menyelidiki suatu masalah, dimana setiap peserta dapat saling tukar pendapat dan membina teamwork yang solid.
7)        Forum
Forum merupakan suatu diskusi terbimbing yang diikuti banyak misalnya 25 orang, dengan narasumber yang mendiskusikan berbagai masalah.
Para peserta dalam forum dapat saling bertanya atau menanyakan kepada narasumber yang ada, mengemukakan pikiran dan perasaannya, narasumber akan berbicara menurut kebutuhan dan kepentingan peserta. Dalam forum ini, peserta dapat berpatisipasi penuh dan memperoleh pengetahuan dari narasumber maupun peserta  lainnya  dan  peran  pimpinan forum sangat membantu kelancaran diskusi.
Tempat duduk antara peserta dengan narasumber dalam forum tidak terpisah, seorang pembicara atau peserta forum, kalau sudah selesai berbicara, akan kembali ke temapat duduknya semula.
Dalam forum tidak ada keputusan yang diambil,  pimpinan  forum  hanya menyampaikan ikhtisar pembicaraan dan himbauan kepada semua  pihak  yang  telah  mengikuti forum pada saat forum berakhir.
8)        Debat
Debat (debate) merupakan sebuah metode pertemuan diama pihak yang  pro  dan  kontra dapat menyampaikan pendapat mereka.
Debat bisa mempertajam, membangkitkan analisis dari kelompok, menimbulkan daya tarik dan dapat diikuti oleh sejumlah peserta. Dalam pelakasaannya, debat dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan terlebih dahulu, anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat atau pembicara.
Debat dengan skala nasional maupun internasional kadang kala disaksiakan oleh banyak orang melalui tayangan televisi atau didengarkan melalui siaran radio, seperti halnya debat para calon presiden, yang berdebat mengenai program-program ilmiah dari para calon kalau nanti meraka terpilih. Moderator mengatur jalannya debat agar tertib dan pembicaraan agar tidak keluar dari hal yang diperdebatkan.
9)        Sarasehan
Sarasehan merupakan bentuk pertemuan yang dihadiri oleh sekelompok undangan tertentu untuk membicarakan suatu masalah dengan cara yang informal dan dalam suasana yang rileks, bahkan tempat duduk peserta cukup dilantai saja atau yang dikenal dengan istilah lesehan.
Dalam pertemuan ini ada yang memimpin dan hadirin atau peserta dipersilahkan  dengan bebas dan terbuka, dan secara rileks dalam suasana yang informal dan ceria menyampaikan gagasan dan saran untuk pemecahan permasalahan tertentu yang  menjadi topik pembicaraan.
Banyak hal yang dapat diselesaikan dan dipecahkan dengan cara sarasehan ini, daripada pertemua-pertemuan yang bersifat lebih formal karena pesertanya tidak terikat dengan aturan-aturan baku.

2.3.  Ruang Lingkup Seminar
Dari ruang lingkupnya seminar dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
1)    Seminar Lokal
Pengertian seminar lokal dikemukakan oleh Yuzal, dkk (2013:34) berikut ini:
Seminar lokal merupakan seminar yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau departemen yang pesertanya berasal dan dalam lingkungan lembaga atau departemen itu sendiri atau juga dapat mengikutsertakan peserta dari daerah yang masih berada di bawah lembaga atau departemen yang bersangkutan.
Seminar ini mempunyai cakupan yang kecil, baik jumlah peserta maupun materi yang diseminarkan, dan biasanya dilaksanakan di kampus-kampus perguruan tinggi, dengan pemakalah atau penceramah lokal serta peserta yang hanya terdiri dari para mahasiswa dari perguruan itu sendiri.
2)      Seminar Nasional
Pengertian seminar nasional dikemukakan oleh Yuzal, dkk (2013:34) berikut ini:
Seminar nasional cakupannya lebih luas dibandingkan dengan seminar lokal, pesertanya berasal dari berbagai tempat atau daerah, pembicaranya juga dari kalangan tertentu yang berskala nasional dengan materi yang tentunya lebih berbobot dan tempat penyelenggaraannya biasanya dilakukan di hotel-hotel besar atau di balai sidang.
3)      Seminar Internasional
Seminar ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari dalam maupun luar negeri, membahas isu-isu yang terkait dengan masalah-masalah global, dengan pembicara tokoh-tokoh penting dari alam negeri maupun manca negara (Yuzal, dkk, 2013:34).
Seminar bertaraf internasional yang pesertanya berasal dari negara-negara di kawasan tertentu saja disebut seminar regional. Penyelenggaraan seminar Internasional agak sedikit merepotkan dibandingkan dengan seminar nasional, karena harus menyediakan fasilitas-fasilitas seminar yang tidak diperlukan dalam semminar nasional, seperti penerjemah dan petugas-petugas yang bisa berbahasa asing.
Masih dalam ruang lingkup seminar dikenal adanya seminar terbatas yaitu seminar yang terbatas waktunya, terbatas pesertanya atau terbatas tema atau topik.

2.4.  Para Pelaku Seminar
Pelaksanaan dan suksesnya sebuah seminar adalah berkat kerja sama berbagai pihak yang masing-masing mempunyai perannya sendiri-sendiri. Berikut ini adalah para pelaku yang terlibat dalam proses pelaksanaan sebuah seminar.
1)   Pembawa Acara
Orang yang bertugas membawakan acara dalam suatu kegiatan tertentu disebut pembawa acara atau pemandu acara (Trianto, 2007:90). Seorang Pembawa Acara hendaknya dapat membuat dan menciptakan suasana seminar menjadi bergairah, hangat, dan bersahabat serta tidak monoton, sehingga tidak membosankan para peserta. Harus diingat pula bahwa Pembawa Acara akan menjadi pusat perhatian dari mereka yang hadir dalam seminar. Untuk itu seorang Pembawa Acara harus tampil percaya diri, intelek, luwes, berjiwa besar, berperilaku sopan dan menarik.
Menurut Yuzal, dkk (2013:43-44), pembawa acara (Master of Ceremony, MC) dalam sebuah seminar mempunyai tugas, antara lain:
a)    Mengumumkan bahwa seminar akan dimulai dan mempersilahkan para hadirin untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan;
b)   Membacakan susunan acara dan mempersilahkan penanggung jawab seminar untuk menyampaikan sambutan atau laporannya;
c)    Jika seminar dibuka oleh seseorang tertentu (keynote speaker), maka pembawa acara mempersilahkan kepada yang bersangkutan untuk membuka seminar dan nanti pada waktu penutupan;
d)   Menyampaikan pengumuman-pengumuman atau informasi yang perlu diketahui oleh hadirin;
e)    Mempersilahkan Moderator, Pemakalah, Pembanding, dan Notulis untuk menempati tempat duduk mereka pada waktu sesi suatu acara akan dimulai;
f)    Membacakan biodata atau CV singkat pada Moderator yang akan memimpin jalannya seminar;
g)   Menyerahkan acara kepada Moderator sampai selesainya satu sesi.
Pembawa Acara yang baik tentu terlebih dahulu akan berkonsultasi dengan panitia seminar mengenai acara yang akan dibawakannya, mempelajari dan membaca karakteristik para hadirin secara umum, mengenali tempat seminar maupun kelengkapannya, menguasai teknik penampilan di depan umum, tidak membuat gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu, tidak membuat lelucon yang tidak lucu, dan berpikir serta bertindak cepat, serta mempunyai rencana cadangan apabila terjadi sesuatu di luar dugaan pada saat acara berlangsung.
2)   Keynote Speaker
Pengertian keynote speaker dikemukakan oleh Yuzal, dkk (2013:45) berikut ini.
Keynote speaker atau pembicara kunci adalah sosok yang diharapkan dapat memberikan pengaruh yang signifikan atau nilai tambah terhadap suksesnya sebuah seminar dan biasanya mereka adalah orang atau tokoh penting dalam pemerintahan atau negara, dan bisa juga tokoh masyarakat yang berpengaruh.
Pengertian Keynote Speaker juga dikemukakan Djajendra (dalam http://djajendra-motivator.com/?p=8217 diakses 03 Maret 2019) berikut ini.
Keynote Speaker adalah seorang pembicara utama yang menyampaikan pesan secara garis besar, dalam durasi waktu minimal 45 menit dan maksimal dua jam. Seorang Keynote Speaker tidak untuk membicarakan rincian dari ide-ide strategis secara mendalam, tetapi untuk menyampaikan kekuatan inti dari tujuan pertemuan dalam bahasa optimis dan positif.
Keynote Speaker biasanya hanya hadir pada waktu acara pembukaan seminar dengan menyampaikan pidato singkat (keynote speech), dan pada acara penutupan nantinya akan hadir lagi keynote speaker yang lain untuk penutup seminar.
3)   Moderator
Menurut Yuzal, dkk (2013:47), moderator adalah orang yang memimpin jalannya sebuah seminar dengan tugas antara lain.
a)    Menaiki panggung bersama pemakalah dan pembanding (kalau ada).
b)   Memperkenalkan diri dan mengucapkan salam serta memberikan sedikit ulasan pengantar materi dan hal-hal apa saja yang diharapkan dari peserta seminar;
c)    Membacakan tata tertib seminar;
d)   Memperkenalkan dan membaca biodata atau curriculum vitae Pemakalah atau Pembanding;
e)    Mengatur waktu dan arus tanya jawab Peserta dengan Pemakalah;
f)    Meluruskan pembicaraan pada saat terjadi diskusi jika sekiranya hal itu ke luar dari konteks;
g)   Memberitahukan pemakalah mengenai sisa waktu yang tersedia;
h)   Mengingatkan Pemakalah atau Peserta jika terlihat ada kecenderungan merugikan jalannya seminar;
i)     Membuat dan membacakan kesimpulan sementara hasil diskusi.
4)   Notulis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:603), “Notulis adalah orang yang membuat Notula atau Notulen (dalam rapat dan sidang)”.  Notulen merupakan catatan laporan pendek tentang hal-hal yang dibicarakan atau diputuskan dalam rapat. Yuzal, dkk (2013:50) mengemukakan bahwa, ”Notulis berfungsi merekam jalannya seminar dan diskusi secara tertulis dan Notulis juga harus siap memberikan informasi kepada Moderator, jika sekiranya Moderator membutuhkannya”.
5)   Pengamat
Menurut Yuzal, dkk (2013:51), pengamat bertugas mengamati jalannya seminar termasuk diskusi kalau ada. Seorang pengamat harus memiliki keahlian khusus atau pakar di bidangnya. Pada kesempatan lain sangat dibutuhkan seorang pengamat mengambil bagian untuk tampil, misalnya pada saat ada sesuatu yang tidak terpecahkan atau menemui jalan buntu (stagnant).
6)   Pemakalah
Pemakalah juga disebut Penceramah. Yuzal, dkk (2013:51) menyatakan bahwa Pemakalah adalah orang yang membuat atau menyiapkan sebuah makalah dan sekaligus memaparkannya dalam bentuk ceramah di depan peserta seminar.
Kata lain untuk Pemakalah adalah Pembicara (Speaker), Panelis (Panelist), Narasumber atau Pemrasaran (orang yang memberikan saran). Tugas seorang Pemakalah adalah menyajikan makalah yang dibuatnya serta menjawab pertanyaan dari peserta seminar tentang materi yang disampaikan melalui Moderator.
7)   Pembanding atau Penyanggah
Pembanding dalam sebuah seminar adalah Pemakalah lain yang materinya merupakan pembanding dari materi Pemakalah Utama. Menurut Yuzal, dkk (2013:53), tugas Pembanding adalah menyampaikan penjelasan atau tanggapan terhadap makalah Pemakalah Utama dan menjawab pertanyaan dari peserta tentang materi yang disampaikan.
Menurut Yuzal, dkk (2013:53) tujuan dari adanya makalah pembanding antara lain:
a)    Memberikan wawasan tanbahan pada peserta agar terbentuk opininya terhadap makalah utama;
b)   Memperjelas eksistensi materi Pemakalah Utama, terutama setelah terjadi forum diskusi;
c)    Memberikan wawasan tambahan tatkala makalah utama tidak menyinggungnya; dan
d)   Merupakan sarana untuk memberikan motivasi kepada suasana seminar secara keseluruhan.
8)   Peserta
Peran para peserta dalam sebuah seminar sangat signifikan, karena dari pesertalah diharapkan adanya tanggapan-tanggapan, pendapat, kritik, saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan kepada Pemakalah maupun kepada Pembanding mengenai materi yang mereka sampaikan.
9)   Tim Perumus
Dalam sebuah seminar, adakalanya dibentuk suatu Tim Perumus yang bekerja pada akhir semester. Tim perumus biasanya diketuai oleh Moderator atau peserta yang dianggap sangat berpengalaman untuk bersama-sama merumuskan hasil seminar.
Tim perumus harus bekerja cepat, karena hasil rumusan mereka akan segera dibacakan pada saat penutupan seminar dan kalau mungkin, hasil rumusan yang sudah dicetak dapat dibagikan kepada peserta seminar bersama-sama dengan pembagian sertifikat kepesertaan seminar.

2.5.  Kepanitiaan Seminar
Ketika menyelenggarakan sebuah seminar, ada beberapa pilihan, yaitu membentuk panitia yang khusus untuk kegiatan tersebut atau menyerahkan kepada sebuah perusahaan jasa yang memang bergerak dalam pengorganisasian kegiatan tersebut yang dikenal dengan event organizer atau dalam rangka pembelajaran, membentuk panitia gabungan di antara keduanya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:636), panitia adalah sekumpulan orang yang bertugas mengurus sesuatu pekerjaan dan sebagainya. Seandainya penyelenggaraan seminar diserahkan kepada event organizer, maka harus jelas apa batas-batas kewenangan yang diberikan, kewajiban, serta hak masing-masing pihak, yang dituangkan dalam suatu kontrak atau perjanjian kerja sama sebelumnya.
Berikut ini akan diuraikan masalah-masalah yang terkait dengan kepanitiaan suatu seminar, apakah panitia yang dibentuk khusus oleh institusi, atau panitia yang berada dalam organisasi perusahaan event organizer, maupun panitia gabungan.
1)   Tugas dan Tanggung Jawab Panitia
a)         Tugas
Tugas panitia seminar dikemukakan Yuzal, dkk(2013:58) berikut ini.
Panitia seminar bertugas menyelenggarakan seminar sejak terbentuknya kepanitiaan, yakni merencanakan dan melaksanakan seminar sampai dengan dibubarkannya kepanitiaan tersebut. Tugas panitia baru dikatakan berakhir apabila sesusai seminar semua hal yang berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung dapat diselesaikan dan dipertanggungjawabkan.
b)        Tanggung Jawab
Pada dasarnya panitia bertanggungjawab kepada beberapa pihak, yakni kepada.
a.    Peserta yang mengikuti seminar;
b.    Semua personel yang terlibat langsung dalam seminar seperti Pembawa Acara, Pemakalah, Moderator, Notulis, dan sebagainya;
c.    Pihak atau institusi yang memberi tugas; dan
d.   Masyarakat banyak sebagai pertanggungjawaban moral dan keilmuan.
2)   Susunan Kepanitiaan
Contoh 1
·      PANITIA PENGARAH/PENGENDALI
-          Penanggung Jawab
-          KetuaAnggota
·      PANITIA PENYELENGGARA
-          Ketua
-          Wakil Keltua I/II
-          Sekretaris/Wakil Sekretaris
-          Bendahara/Wakil Bendahara
·      SEKSI-SEKSI
-          Akomodasi/Transportasi
-          Konsumsi/Keamanan/Kesehatan
-          Acara/Protokoler/Persidangan
-          Perlengkapan dan Materi
-          Dokumentasi dan Publikasi
-          Pendanaan dan Sponsorship
-          Pembantu Umum
Contoh 2
·           KETUA PANITIA (PROJECT OFFICER=PO)
Sebagai penanggung jawab secara keseluruhan atas terselenggaranya seminar. 
·           KETUA KOMITE PENGARAH (STEERING COMMITEE=SC)
Bertanggung jawab khusus mengenai keynote speaker, pemakalah, pembanding, moderator, notulis, peserta, susunan acara, perumusan, dan penggandaan hasil seminar.
·           SEKRETARIS
·           BENDAHARA
·           SEKSI-SEKSI
Susunan kepanitiaan suatu seminar sangat tergantung kepada banyak dan jenis kegiatan yang dilakukan, namun harus tetap pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.
3)   Event Organizer
Yuzal, dkk (2013:61) mengemukakan bahwa “Event organizer adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam membantu kliennya menyelenggarakan atau mengorganisasi suatu acara yang tidak ditangani sendiri oleh klien mereka”. Untuk kegiatan seminar yang penyelenggaraannya diserahkan kepada sebuah perusahaan event organizer, pemberi tugas tentu harus mengeluarkan sejumlah uang, di samping untuk pembiayaan acara, juga termasuk keuntungan (management fee/organizer fee) dari perusahan tersebut. Untuk itu diperlukan suatu perjanjian tertulis antara para pihak, pemberi tugas, dan pelaksana pekerjaan (event organizer), sehingga jelas batas hak dan tanggung jawab masing-masing.

2.6.  Kesekertariatan Seminar
Sekretariat dalam sebuah kepanitiaan seminar, maupun kesekretariatan yang merupakan suatu kegiatan, merupakan fungsi yang paling dominan  dalam organisasi kepanitiaan seminar, ibarat motor atau mesin sebuah kendaraan yang merupakan tenaga penggerak jalannya kendaraan tersebut.
Sekretariat panitia biasanya langsung berada di bawah sekretaris panitia, yang telah mulai bekerja sejak awal penetapan panitia, sampai dibubarkannya kepanitiannya tersebut.
1)   Ruang Sekretariat
Sekretariat memerlukan ruang sekretariat, tempat para petugas bekerja dan tentunya ruangan ini harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang diperlukan, seperti antara lain meja, kursi, mesin ketik, perangkat komputer, printer, scanner, mesin fotocopy, telepon dan mesin faks, sambungan internet, alat-alat komunikasi lainnya, alat  tulis  kantor  (pensil, bolpoin, ordner, stapler, kalkulator, spidol, kertas, buku notes, dan sebagainya).
Dari ruang sekretariatlah diatur semua persiapan seminar sampai dengan saat seminar berlangsung, penyiapan bahan-bahan seminar dan pendistribusiannya, menerima pendaftaran peserta, menerima telepon, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sekitar seminar yang akan diadakan.
Ada baiknya ruang sekretariat dilengkapi dengan papan tulis atau whiteboard untuk keperluan mencatat jadwal acara panitia, catatan-catatan penting yang harus diketahui semua anggota panitia, dan untuk keperluan diskusi panitia, ruang sekretariat dapat pula dilengkapi dengan flip chart (lembaran kertas), yaitu lembaran-lembaran kertas kosong seukurang kertas koran, yang bagian atasnya dijepitkan pada papan penopang berbentuk kuda-kuda (easle).
Mungkin pada tahap persiapan, ruang sekretariat bisa berlokasi  di tempat  lain,  namun pada saat seminar berlangsung sebaiknya ruang sekretariat berdekatan dengan ruang atau tempat seminar, sehingga memudahkan panitia untuk menghubungi petugas sekretariat bila diperlukan.
2)   Perizinan dan Ikatan Kerja
Hal-hal yang berhubungan dengan perizinan penyelenggaraan seminar maupun perikatan dengan pihak lain, bisa  dikoordinasikan oleh sekretaris panitia yang membawahi sekretariat, di mana anggota sekretariat bisa menyiapkan bahan-bahan dan materi yang diperlukan dalam pengurusan perizinan maupun ikatan kerja.
a)    Perizinan
Kalau perizinan merupakan persyaratan dalam penyelenggaraan suatu seminar, panitia harus segera mengurus izin tersebut kepada pihak yang berwenang.
Permohonan izin tersebut dilakukan setelah panitia menetapkan tanggal dan tempat diselenggarakannya seminar, dan dipastikan izin tersebut telah diperoleh beberapa  hari sebelum pelaksanaan seminar.
Kalau permohonan izin penyelenggaraan seminar menjadi tanggung jawab pemilik gedung atau event organizer, maka panitia wajib memantau prosesnya untuk memastikan keluarnya izin dimaksud.
b)   Ikatan Kerja
Seperti telah disinggung di atas, setiap kegiatan seminar yang melibatkan pihak lain, panitia harus membuat kontrak atau surat perjanjian, yang menjamin adanya kepastian hukum atas hak dan kewajiban para pihak. Misalnya kalau penyelenggaraan  seminar  melibatkan pihak sponsor, maka harus ada kontrak atau perjanjian antara panitia dengan para sponsor, kalau seminar tidak menggunakan gedung atau ruangan milik sendiri,  harus  ada  kontrak antara panitia dengan pemilik gedung atau ruang seminar.
Begitu pula kalau pasokan konsumsi berasal dari perusahaan katering, panitia harus membuat perjanjian dengan pengusaha jasa katering,  atau  pendokumentasi  acara  seminar oleh sebuah biro jasa, harus dibuatkan pula perjaniannya. Jika penyelenggaraan seminar diserahkan kepada event organizer, panitia harus membuat atau menandatangani surat perjanjian dengan event organizer yang bersangkutan.
Ikatan kerja harus dibuat di atas kertas bermaterai, dan untuk jumlah  transaksi yang relatif besar nilainya, ada baiknya dilakukan di depan notaris.
3)   Bahan Seminar / Makalah
Sekretariat bertanggung jawab menyiapkan bahan seminar berupa makalah sejak diterimanya konsep (naskah makalah) tersebut dari Pemakalah, sampai dengan proses penggandaan dan pendistribusiannya kepada para peserta seminar, bahan seminar (makalah) tersebut dapat berbentuk Teks Lengkap atau berupa Handouts (kerangka pikir).
Dalam sebuah seminar sebaiknya diusahakan agar makalah Pemakalah Utama maupun makalah Pembanding sudah disampaikan kepada peserta seminar beberapa hari sebelum berlangsungnya seminar untuk dipelajari materinya oleh peserta, sehingga jalannya seminar nantinya lebih efisien dan efektif.
Namun, banyak Pemakalah yang tidak mau atau keberatan kalau makalah mereka  dibagikan sebelum mereka melakukan presentasi, karena  akan  mengganggu  jalannya  presetasi tersebut, sebab para peserta lebih asyik membaca makalah daripada mendengarkan uraian dari Pemakalah, atau Pamakalah hanya memberikan  handouts  saja  kepada  para peserta, guna membantu memahami kerangka pikir Pemakalah. Kemungkinan-kemungkinan tersebut harus diantisipasi oleh sekretariat untuk menyiapkan bahan seminar dimaksud.
4)   Undangan
Sekretariat harus menyiapkan undangan seminar, dan memperhitungkan waktu penyampaiannya kepada calon peserta seminar, jangan terlalu lama, dan jangan pula terlalu dekat dengan waktu pelaksanaan seminar (Hari H).
Materi undangan berisi informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan seminar serta pokok-pokok acara, dan untuk tempat seminar yang belum familiar dengan publik, ada baiknya dibuatkan denah lokasi yang jelas.
Kalau calon peserta harus membayar untuk mengikuti seminar tersebut, dalam undangan harus dijelaskan jumlah yang harus dibayar dan tata cara pembayarannya.
Dalam undangan seminar, juga disertakan secarik kertas kecil untuk diisi oleh calon  peserta guna memastikan kehadiran mereka.
5)   Buku Panduan
Pada seminar-seminar yang berskala nasional maupun internasional, biasanya panitia menerbitkan Buku Panduan Seminar yang memuat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peserta seminar. Buku Panduan tersebut juga memuat berbagai informasi lain yang  berguna bagi peserta seminar, seperti jadwal penerbangan, kereta api, info tentang hotel,  tempat-  tempat wisata dan belanja, rumah sakit.
Bahkan pada seminar-seminar yang berskala internasional, Buku Panduan  dibuat lebih dari satu bahasa yang juga memuat profil negara dan kota penyelenggara seminar, panduan berbelanja bagi orang asing, contoh-contoh ucapan atau percakapan sehari-hari (misalnya Terima Kasih, Selamat Pagi, dan sebagainya).
Pada Buku Panduan Seminar ini biasanya disediakan halaman-halaman khusus untuk ucapan terima kasih panitia kepada pihak-pihak yang membantu terselenggaranya seminar, termasuk ucapan terima kasih kepada para sponsor.
Karena buku panduan ini akan beredar ke banyak orang maka para sponsor berlomba- lomba menjadikan buku ini sebagai media publikasi mereka untuk mengiklankan produk atau perusahaannya.
Mengingat buku ini akan menjadi ladang bisnis dan dapat menjadi sumber dana bagi pembiayaan seminar, maka sebaiknya panitia mengemas Buku Panduan ini sedemikan rupa, sehingga mempunyai daya tarik untuk para pemasang  iklan.  Semakin  banyak  peserta seminar, tentu semakin luas pula jangkauan promosinya, dan peluang ini harus dimanfaatkan oleh panitia.
Penanganan Buku  Panduan ini harus mendapat perhatian khusus dari Panitia, dalam  hal  ini sekretariat sebagai dapurnya.
6)   Kelengkapan Seminar
Kelengkapan-kelengkapan seminar sebagaimana tersebut di bawah ini harus dipersiapkan oleh Sekretariat dengan baik, jangan sampai terjadi kekurangan pada saat diperlukan, juga  perlu diperhatikan mutu atau kualitas kelengkapan seminar tersebut.
a)    Seminar Kit
Merupakan kelengkapan mutlak dalam penyelenggaraan sebuah seminar, biasanya berbentuk tas tangan (hand bag) atau map yang telah diisi dengan bahan-bahan seminar (makalah) dan dilengkapi pula dengan note book dan alat-alat tulis. Makin bergensi sebuah seminar, maka seminar kit-nya jgua semakin bagus mutu dan kualitasnya.Belakangan ini, banyak panitia seminar yang memberikan goody bag kepada sebagai kantong penyimpanan seminarkit, yang ukurannya disesuaikan dengan keperluan, didesain cantik dan menarik.
b)   Papan Nama
Papan nama ini diletakkan di atas meja Pemakalah, Moderator, Pembanding,  Pengamat, dan Notulis, juga pada meja Penerima Tamu dan meja panitia, kalau diperlukan  di  meja peserta juga disediakan papan nama.
Tulisan pada papan nama tersebut harus dapat terbaca dengan jelas, untuk itu disarankan menggunakan tulisan yang kontras dengan warna latar belakangnya.
c)    Name Tag
Name Tag disediakan sebagai identitas untuk para peserta dan dipakai selama seminar berlangsung, selain nama peserta juga biasanya dicantumkan foto peserta, nama perusahaan atau instansi yang bersangkutan.
Selain untuk memudahkan komunikasi antarsesama peserta (bisa menyapa  langsung  karena sudah melihat nama di name tag), panitia dengan cepat dapat mencari atau mengenali peserta kalau sewaktu-waktu diperlukan. Name tag juga disediakan untuk anggota panitia, dengan warna yang tentu berbeda dengan peserta seminar.
Ada dua jenis name tag, pertama yang dijepit atau menggunakan peniti, dan jenis yang kedua adalah yang digantung, sekretariat harus memilih name tag yang berkualitas bagus, dan tidak gampang copot atau jatuh selama dipakai peserta, dan tulisan nama serta perusahaan/instransi peserta harus tertulis rapi dan dapat dibaca dengan baik.
Untuk kepraktisan, misalnya di antara peserta sudah saling kenal, maka ada panitia yang memberikan name tag tanpa mencantumkan nama, cukup mencantumkan “PESERTA” atau “PANITIA” saja.
d)   Sertifikat
Panitia Seminar menyediakan sertifikat kepada para Peserta Seminar atas keikutsertaan mereka, dan sertifikat juga diberikan kepada Keynote Speaker, para Pemakalah, Pembanding, Moderator, dan Pengamat.
Selain sebagai tanda keikutsertaan dalam sebuah seminar,  sertifikat  juga  merupakan  tanda kenang-kenangan bagi peserta, untuk itu perlu didesain sebaik mungkin dengan mutu kertas dan cetakan yang prima, karena biasanya akan disimpan lama atau dibingkai  oleh peserta dan dipajang pada temapt yang pantas.
Pada sertifikat tercantum nama dan gelar peserta seminar serta instansi  atau perusahaannya, jadi diperlukan ketelitian dan kecepatan  secretariat dalam penyiapan sertifikat dan penulisan nama, sebab sertifikat akan disampaikan pada saat seminar akan berakhir.
Kata-kata dalam sertifikat bisa dibuat dalam bahasa Indonesia, tapi  banyak pula panitia seminar yang menggunakan bahasa asing untuk kata-kata dalam sertifikat yang mereka keluarkan terutama seminar yang berskala  internasional  atau yang banyak diikuti oleh orang asing sebagai peserta.
7)   Hasil Seminar
Hasil seminar berupa konsep Rumusan Seminar yang telah dibuat oleh Tim Perumus dan dibacakan pada saat sebelum penutupan seminar, harus segera dirapikan oleh sekretariat, digandakan dan bersamaan dengan sertifikat, akan dibagikan kepada peserta.
Sekretariat juga wajib mengirimkan hasil rumusan seminar tersebut ke  alamat  peserta yang kebetulan sudah meninggalkan ruang seminar sebelum ditutup secara resmi.
Secara resmi, Hasil Rumusan Seminar beserta Rekomendasi Tindak Lanjutnya  akan dikirim ke lembaga-lembaga dan instansi terkait sebagai pertanggungjawaban ilmiah atau keilmuan dari lembaga penyelenggara seminar.

2.7.  Tempat Seminar
1)    Gedung Seminar
Beberapa aspek berikut perlu menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi gedung atau tempat seminar.
a)    Lokasi Gedung atau Tempat
Pemilihan lokasi gedung untuk seminar akan berdampak pada sukses atau tidaknya sebuah seminar. Lokasi gedung seminar yang strategis dan representative akan mengangkat citra seminar itu sendiri. Lokasi yang dipilih mempunyai resiko kecil dalam kemacetan lalu lintas dan mempunyai banyak akses dalam mencapai lokasi tersebut. 
b)   Kelengkapan Gedung dan Ruang Seminar
Kriteria pemilihan gedung dan ruang seminar lainnya adalah penilaian terhadap kelengkapan gedung dan ruang seminar, apakah memenuhi standar yang diperlukan untuk pelaksanaan sebuah seminar, misalnya ketersediaan catu daya listrik yang cukup, pasokan air bersih, ketersediaan kamar kecil yang memadai, dan sebagainya. 
c)    Biaya dan Sewa Gedung
Kalau sudah ada ketetapan untuk menyewa gedung, maka panitia harus membuat perjanjian sewa menyewa dengan pemilik gedung, dan dalam perjanjian tersebut dijelaskan secara rinci apa-apa saja yang diperjanjikan, agar tidak timbul kesalahpahaman di kemudian hari, termasuk fasilitas-fasilitas apa saja yang diperoleh panitia. 
d)   Keamanan Gedung
Keamanan lokasi tempat seminar memengaruhi kenyamanan peserta seminar, pihak panitia harus selalu berkoordinasi dengan pihak sekuriti agar keamanan lokasi gedung dan ruangan seminar dapat terjaga dengan baik selama seminar berlangsung.
e)    Parkir Kendaraan
Ketersediaan tempat parkir kendaraan bagi peserta dan panitia harus terjamin, demikian juga dengan keamanan dan keselamatan kendaraan terhinar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itu koordinasi dengan pengelola parkir perlu dilakukan panitia.
2)    Ruangan Seminar
Ruangan seminar yang baik adalah ruangan di mana orang-orang yang berada di dalamnya merasa nyaman, sehingga semua upaya yang dilakukan adalah untuk menciptakan rasa nyaman tersebut, termasuk dalam hal desain dan dekorasi ruangan serta penataan tempat duduk peserta.
a)    Desain Ruangan
a.    Dalam mendesain sebuah ruangan seminar, sebaiknya memerhatikan beberapa hal, yaitu:
b.    Tata tempat, yaitu kursi atau tempat duduk ditata sedemikian rupa sehingga semua hadirin tidak terhalang pandangannya.
c.    Tata suara (sound system) yang baik, ditunjang dengan akustik gedung yang sempurna, akan memberikan dampak positif kepada peserta karena dapat mendengarkan pembicaraan Pemakalah, Moderator, maupun Peserta yang berbicara.
d.   Tata cahaya (lighting), yaitu penerangan ruangan seminar harus cukup memadai, tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu suram, sehingga peserta seminar betah berada di dalam ruangan.
e.    Ventilasi ruangan harus cukup, agar kesegaran udara dapat dipertahankan, sehingga peserta tidak kekurangan oksigen yang dapat menimbulkan rasa mengantuk.
f.     Tata udara, yaitu suhu udara atau temperatur yang ideal untuk ruang seminar adalah berkisar antara 20-30 derajar Celcius.
b)   Dekorasi Ruangan
Dekorasi ruangan harus diusahakan sesederhana mungkin dengan suasana yang sedikit lebih formal.disarankan untuk tidak menggunakan warna-warna keras sebagai bahan dekorasi, dan tidak merias ruangan dengan kesan meriah.
c)   Kelengkapan Ruangan Lainnya
a.    Ruang khusus, yaitu tempat khusus untuk Pemakalah, Moderator atau tamu-tamu penting beristirahat atau menunggu acara seminar dimulai.
b.    Fasilitas untuk penyandang cacat.
c.    Tempat khusus merokok (smoking area).
d.   Pembatas ruangan.
e.    Tempat ibadah dan kamar kecil.
f.     Alat musik untuk menghibur peserta pada saat jeda atau makan siang.
g.    Ruang makan untuk peserta seminar.
h.    Meja snack untuk peserta yang ditemptkan terpisah dari ruang seminar, namun tidak terlalu jauh.
i.      Locker untuk penyimpanan dan penitipan barang-barang milik peserta.
j.      Fasilitas sambungan internet.
k.    Kesiapan fasilitas dan petugas cleaning service.
l.      Hal-hal lain.
3)   Fasilitas Ruang Seminar
Untuk suksesnya suatu seminar, ruang seminar tentu harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang diperlukan terutama oleh pembicara yang memaparkan makalahnya.
Fasilitas-fasilitas ruang seminar tersebut antara lain:
a.    Tata Suara (Sound System)
Tata suara di ruangan seminar mempunyai peranan yang penting dalam sukses tidaknya sebuah seminar, dengan tata suara yang baik, suara pembicara dapat ditangkap dengan sempurna oleh para hadirin, untuk itu pastikan peralatan ini berfungsi dengan benar, lakukan check and recheck.
Namun tata suara yang baik, tidak berarti apabila tidak ditunjang dengan sistem akustik ruangan yang baik pula, dengan akustik yang baik itu, maka suara dari luar dapat diserap dan suara dari sound system menjadi lebih dominan.
b.    Pengeras Suara (Microphone)
Ada dua jenis alat pengeras suara, mikrofon berkabel dan mikrofon tanpa kabel, mikrofon tersebut harus tersedia dengan jumlah yang cukup, dan ditempatkan pada tempat yang tepat, dan hindari tindakan memindah-mindahkan mikrofon terutama yang mempunyai kabel), karena dapat mengganggu ketertiban jalannya seminar.
c.    Papan Tulis (Boards)
Papan tulis terdiri dari dua jenis, papan tulis biasa dengan menggunakan kapur tulis dan whiteboard yang menggunakan spidol (whiteboard marker). Untuk sebuah seminar penggunaan papan tulis kurang tepat, namun sekali-kali masih diperlukan.
d.   Papan Tulis Kopi (Copyboards)
Fasilitas ini dapat menyimpan data yang telah ditulis di papan tulis, baik dalam bentuk hard copy (langsung dicetak pada kertas) maupun dalam bentuk soft copy yang disimpan dalam compact flash memory card.
e.    Lembaran Kertas (Flip Charts)
Flip charts merupakan lembaran-lembaran kertas kosong seukuran kertas koran, yang bagian atasnya dijepitkan pada papan penopang berbentuk kuda-kuda (easle).
f.     Proyektor (Overhead Projector=OHP)
OHP berbentuk sebuah kotak yang dilengkapi dengan lampu yang dapat meamncarkan gambar dari transparencies atau materi benda tembus pandang lainnya. Penggunaan OHP sebagai alat presentasi cukup efektif dan banyak dipakai sebelum ditemukannya peralatan presentasi elektronik. 
g.    Film (Slide Projector)
Alat peraga ini gampang dan fleksibel digunakan, slide-nya mudah dimasukkan dan diganti secara cepat, disesuaikan dengan keperluan.pembicara dapat mengatur waktu kapan harus mengganti slide yang kurang diperlukan dapat dengan mudah dilewatkan.
h.    Televisi dan Proyektor Video (Television and Video Projector)
Penggunaan pesawat televisi dan video baik untuk menggambarkan suatu konsep cerita hidup, tetapi ada baiknya mempertimbangkan daya lihat peserta ditinjau dari penerangan dan jarak.
i.      Alat Presentasi Elektronik (Electronic Presentation)
Peralatan electronic presentation meliputi alat peraga visual yang diciptakan pada sebuah komputer dengan menggunakan program perangkat lunak (software) tertentu. Fasilitas presentasi ini mulai dari yang sederhana seperti penggunaan slide yang tradisional sampai dengan multimedia yang canggih.
j.      Layar (Screen)
Layar diperlukan sebagai media penampil gambar untuk menerima tayangan yang dipancarkan dari proyektor, biasanya berwarna dasar putih dan ukurannya bermacam-macam tergantung keperluan, sedangkan penampil gambar yang lain adalah layar monitor yang secara sistem sudah tersambung dengan komputer, dan ukurannya juga bervariasi, tergantung kebutuhan.
k.    Alat Penunjuk (Pointers)
Kadang-kadang pembicara perlu menggunakan alat penunjuk, dan kalau menggunakan tangan atau jari dianggap kurang sopan, maka dapat digunakan penggaris (yardstick), batangan alumunium, tongkat kayu/bambu atau pensil, dan sekarang adanya alat penunjuk yang dinamakan laser pointer, (wireless atau bertenaga baterai) yang memancarkan cahaya sinar ultra merah dan dapat dinyalakan oleh pembicara dengan sasaran ke layar monitor, di samping juga bisa memanfaatkan mouse pointer.
4)   Komposisi Tempat duduk
Ruang seminar bukan ruang pesta, jadi tidak ada penataan dengan gayastanding, sebab setiap peserta harus duduk di kursi mereka, dan juga jangan ada pengaturan tempat  duduk  yang tidak dilengkapi dengan meja.
Berbagai komposisi tempat duduk peserta diatur, sesuai dengan fungsi, kebutuhan , dan ketersediaan ruangan serta jumlah peserta.
a)      Ruang Kelas (Class Room)
Pengaturan tempat duduk di ruang seminar ini mirip dengan ruang kelas  sebuah sekolah, jadi peserta yang duduk di depan dan ada yang dibelakang.
b)      Melingkar  (Meja Bundar =  Round Table)
Para peserta akan duduk dalam posisi melingkar, kalau diperlukan dapat dalam  beberapa lapisan tempat duduk yang berjarak hampir sama untuk setiap peserta dengan pembicara sehingga tidak ada efek psikologis yang berarti.
c)      Setengah Melingkar (Theatre)
Penataan tempat duduk setengah melingkar ini adalah posisi ideal, di samping dapat memaksimalkan kapasitas ruangan, ada ruang yang cukup anatar panggung dengan tempat duduk peserta.
d)     Setengah Melingkar Berundak (Amphitheatre)
Penataan dengan gayaamphitheatre ini hanya dimungkinkan pada ruangan yang lantainya didesai khusu untuk maksud tersebut, dimana tempat duduk peserta yang  di  belakang, lebih tinggu posisinya daripada yang di depannya.
e)      Empat Persegi (Square)
Penataan tempat duduk peserta diatur menyerupai empat persegi panjang atau bujur sangkar, tergantung dari panjang atau lebarnya ruang seminar.
f)       Berbentu Huruf “U” (“U” Shape)
Dalam penataan “U” shape ini ada peserta yang duduk dalam  posisi  berhadap- hadapan dan ada yang langsung menghadap ke panggng atau  pembicara,  dan  secara  psikologis kurang menguntungkan, baik bagi pembicara maupun peserta yang merasa terkotak-kotak dan tidak ada rasa kebersaman.
5)   Waktu Seminar
Pertemuan ilmiah seperti seminar, waktunya tidak terlalu lama, maksimal pelaksanan dua hari, selain itu waktu pelaksanaan juga harus mempertimbangkan faktor- faktor seperti cuaca dan musim.Adanya hari-hari libur nasional dan libur panjang  kurang tepat untuk melaksanakan seminar.Masalah keamanan juga sebagai bahan pertimbangan dalam perencaanan waktu seminar, seperti kemungkinan adanya kerusuhan, unjuk rasa, dan sejenisnya.

2.8.  Persiapan Seminar
Dalam pelaksanaan seminar, Yuzal dkk (2013:22) mengemukakan ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian untuk suksesnya sebuah seminar yang akan dijelaskan di bawah ini.
1)      Pengembangan tujuan dan tema seminar
Semua buah pemikiran berupa tujuan dan tema seminar dari si penggagas seminar perlu dirumuskan dan diuraikan secara jelas, karena tema merupakan tujuan pokok seminar yang kelak akan dijabarkan menjadi tujuan yang harus dicapai, sementara tema akan menentukan iklim dan suasana seminar.Tujuan seminar merupakan rumusan yang jelas tentang manfaat yang ingin dicapai oleh penyelenggara maupun peserta seminar. Sedangkan tema atau pokok seminar adalah ide atau gagasan yang hendak disampaikan oleh penggagas atau penulis makalah, sebagai maksud atau tujuan penulisan atau penyampaian makalah yang dirumuskan dalam sebuah kalimat yang tidak terlalu panjang.  
2)      Pokok bahasan atau topik seminar
Pokok bahasan atau topik seminar merupakan inti utama dari seluruh isi sebuah makalah yang hendak disampaikan oleh pembicara atau pemakalah dalam sebuah seminar. Pembahasan dalam sebuah seminar tergantung makalah-makalah atau kertas kerja yang telah disiapkan sebelumnya oleh para pemakalah, sesuai dengan pokok-pokok pembahasan yang diminga oleh Panitia penyelenggara yang selanjutnya nanti akan didiskusikan dalam seminar. 
3)      Penggambaran umum profil peserta seminar
Dari tujuan maupun tema seminar, sudah diperoleh kira-kira siapa yang akan menjadi peserta seminar, dan gambaran yang tepat mengenai profil calon peserta harus diperoleh agar tidak terjadi pengaruh negatif terhadap hasil seminar.
4)      Pengembangan Format dan Desain Seminar
Pengembangan format dan desain seminar terkait dengan materi yang akan disampaikan, informasi apakah yang akan dibawakan dalam seminar, sehingga dapat memenuhi harapan penyelenggara maupun peserta.
5)      Pengembangan Strategi Penyelenggaraan dan Logistik Seminar
Penyelenggara seminar akan berhasil bila perencanaan dibuat sematang mungkin, perencanaan acara maupun perencanaan logistik sebagai dukungan kegiatan. 

2.9.  Susunan Acara dan Keprotokolan Seminar
 Acara harus disusun serinci mungkin , dengan memperhitungkan waktu yang tersedia serta alokasi waktu untuk masing-masing sesi, susunan acara yang dibuat ini dinamakan Plan A.
Penyusunan acara juga harus menyiapkan susunan acara cadangan (Plan B) untuk mengantisipasi terjadinya perubahan mendadak terhadap susunan acara yang telah direncanakan semula. Rencana susunan acara oleh penyusun acara dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pembawa acara, karena pembawa acara yang nantinya bertanggungjawab dalam hal ini.
1)    Gladi Resik
Yuzal, dkk (2013:133) menyatakan bahwa gladi resik (general repetition) dilaksanakan untuk memantapkan persiapan pelaksanaan seminar yang dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan seminar (H-1).
2)    Keprotokolan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:667), protokol adalah surat-surat resmi yang memuat hasil-hasil perundingan. Panitia dapat mencari informasi tata cara keprotokolan tersebut kepada instansi pejabat yang terkait, atau untuk tamu-tamu dari luar negeri ke kedutaan negara yang bersangkutan.
3)    Liaison Officer
Panitia harus menyiapkan anggota-anggotanya yang diberi tanggungjawab menghubungi dan mendapatkan kepastian atas kesediaan hadirnya seseorang yang diperlukan dalam seminar yang diadakan, kalau perlu bertanggungjawab menjemput dan mengantar mereka ke dan dari lokasi seminar. Anggota yang ditugaskan tersebut sebaiknya dipilih mereka yang telah mengenal dengan baik orang yang dimaksud dan bertanggungjawab terhadap seorang tokoh saja.
Misalnya:
“Ahmad” penanggung jawab dan penghubung “Keynote Speaker
“Burhan” penanggung jawab dan penghubung “Pemakalah P”
“Cecep” penanggung jawab dan penghubung “Pemakalah Q”
“Denny” penanggung jawab dan penghubung “Pembanding R”
“Erwan” penanggung jawab dan penghubung “Moderator Satu”
“Fajar” penanggung jawab dan penghubung “Moderator Dua”  
4)    Penerimaan Tamu
Para peserta dan tamu undangan seminar akan memasuki ruang seminar melalui pintu ruangan yang dijaga oleh para penerima tamu. Sebagai frontliner, para penerima tamu tersebut haruslah berpakaian rapi (berseragam), bersikap ramah dan sopan kepada para peserta dan tamu-tamu yang akan menghadiri seminar.

2.10.   Penyelenggara Seminar
Panitia penyelenggara seminar harus menyusun dan menyiapkan rencana kerja kepanitiaan sebaik dan secermat mungkin, sejak dari persiapan, pelaksanaan, sampai dengan pembubaran panitia.
Dalam penyusunan rencana kerja ini, ada beberapa cara yang ditempuh oleh panitia penyelenggara seminar.
Cara yang pertama adalah Ketua Panitia menetapkan secara garis besar rencana yang  akan dilakukan dan perkiraan anggaran yang tersedia, dan selanjutnya setiap seksi atau unit kerja dipersilahkan membuat rencana kerja dan anggaran yang lebih rinci, untuk kemudian dikomplikasikan menjadi rencana kerja kepanitiaan.
Sedangkan cara kedua, setiap seksi atau unit-unit kerja yang telah dibentuk, membuat rencana kerja dan anggran sesuai kebutuhan mereka dan kemudian  digabung  menjadi  rencana kerja panitia secara keseluruhan.
Rencana kerja meliputi RENCANA KEGIATAN dan ANGGARAN.
1)   Rencana Kegiatan dan Check List
a)   Rencana Kegiatan
Setiap jenis kegiatan dalam rencana kerja, harus disertai dengan job description pelaksana yang jelas dan terinci, termasuk waktu pelaksanaan,  dan  biaya  yang dianggarakan, person in charge yang bertanggung jawab untuk setiap jenis kegiatan.
b)   Check List
Untuk memudahkan pengecekan, Ketua Panitia harus membuat check list,  sehingga dapat diketahui progress setiap kegiatan yang dilakukan  oleh  seksi-seksi  atau  unit-unit kerja terkait. Dengan adanya check list, bisa dilakukan antisipasi untuk setiap kegiatan yang tidak atau belum sesuai rencana.
Dalam check list tercantum setiap jenis kegiatan dan penanggung jawab kegiatan dimaksud, status/progress pada saat check list dibuat, dan juga dicantumkan terget yang hendak dicapai.
c)    Anggaran
Anggaran adalah rencana semua biaya yang akan dikeluarkan dalam rangka penyelenggaraan sebuah kegiatan seminar, sejak dari persiapan sampai dengan selseai dan diterimanya laporan akhir oleh Pemberi Tugas.
Untuk penyusunan anggran, ada dua pendekatan, yang pertama adalah besarnya dana yang akan dikeluarkan oleh Pemberi Tugas berdasarkan kepada anggaran yang disusun dan diusulkan oleh panitia, sedangkan pendekatan yang lain, yaitu besarnya dana yang tersedia telah diteteapkan terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas, sehingga panitia  tinggal  menyesuaikan anggaran dan programnya dengan jumlah dana tersebut.
2)   Pendanaan
Setiap kegiatan tentunya membutuhkan dana untuk pembiayaannya, demikian  pula halnya dengan penyelenggaraan seminar, pasti membutuhkan dana, yang besar kecilnya tergantung kepada kegiatan yang dilakukan.
a)    Pendanaan  dari Sumber Internal
Pembiayaan sebuah seminar dapat saja sepenuhny dibiayai dari sumber interna, yakni berasal dari Pemberi Tugas, Panitia yang dibentuk tinggal menyesuaikan  anggarannya dengan dana yang disiapkan oleh si Pemberi Tugas dan kemudian mempertanggungjawabkannya setelah selesainya seminar kepada yang memberi tugas.
b)   Pendanaan dari Peserta Seminar
Dana untuk pembiayaan seminar juga sepenuhnya dapat berasal dari para peserta yang membayar untuk mengikuti seminar. Panitia harus memperhitungkan dengan sangat hati-hati dan cermat dalam memperkirakan jumlah dan kemampuan calon peserta seminar dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Dengan cara ini, Pemberi Tugas tidak perlu menyiapkan dana, namun penuh risiko, karena tingkat kegagalannya cukup besar dan panitia harus  siap  menanggung  kerugian  kalau jumlah peserta memenuhu target.
Kalau peserta seminar harus membayar mengikuti seminar, maka harus di-manage dengan baik, berapa biaya mengikuti seminar yang harus mereka bayar, tata cara  pembayaran, tempat pembayaran (via bank atau langsung di tempat seminar).
c)    Pendanaan dari Sponsor
Kegiatan sponsorship ini menguntungkan kedua belah pihak, penyelenggara seminar tidak perlu mengeluarkan dana, sementara pihak sponsor dapat memnafaatkan  event  ini untuk melakukan promosi perusahaan mereka.
Pencarian calon sponsor dapat dilakukan sendiri oleh panitia seminar atau diserahkan kepada event organizer yang memang bergerak dalam bidang tersebut.
Sponsorship dapat juga berupa keikutsertaan para sponsor dalam  Buku  Panduan Seminar, Spanduk, Backdrop, Umbul-umbul, dan Banner, Sponsor Konsumsi/Katering, Sponsor Olahraga (misalnya golf), Publikasi, Souvenir dan benda-benda cendera mata lainnya. Para sponsor juga dapat memberikan sesuatu langsung kepada  para  peserta  seminar, misalnya buku, majalah, surat kabar atau hasil produk sponsor, dan  semuai  ini harus sepengetahuan dan pesetujuan panitia seminar.
d)   Pendanaan dari Berbagai Sumber
Sumber dana untuk penyelengaraan seminar juga dapat dari berbagai sumber sebagaimana disebutkan di atas. Banyak seminar yang didanai dari biaya internal dan ditambah dari peserta yang membayar, atau dana internal dari berbagai sponsor, atau dari peserta dan sponsor atau malah dari ketiga sumber tersebut.

3)   Biaya-Biaya

Biaya-biaya yang diperlukandalam penyelenggaraan  sebuah  seminar,  umumnya meliputi tiga pos pengeluaran, yaitu biaya operasional, biaya perlengkapan dan sewa, serta pembayaran honorarium.

a)    Biaya Operasional

Biaya operasuonal dikeluarkab untuk keperluan berbagai kegiatan yang sifatnya operasional sejak dari waktu perencanaan, pelaksanaan samapi dengan pembubaran Panitia Seminar seperti biaya-biaya rapat panitia, biaya survei, perizinan, kontrak, biaya panitia/sekretariat (transportasi, akomodasi, konsumsi), dan sebagainya.

b)   Biaya Perlengkapan dan Sewa-Sewa

Pembelian bahan, perlengkapan, dan sewa-sewa, merupakan yang dikeluarkan panitia untuk keperluan berikut.

a.       Kelengkapan Seminar
Yang meliputi anata lain, seminar kit, papan nama, name tag, sertifikat, formulir- formulir pendaftaran, publikasi dan dokumentasi.
b.      Pembelian Peralatan Pendukung Seminar
Misalnya pembelian alat tulis kantor  dan  peralatan  lain yang dibutuhkan sebagai dukungan penyelenggaran seminar.
c.       Biaya Konsumsi
Utamanya adalah untuk kebutuhan konsumsi para peserta selama seminar berlangsung seperti minuman, makanan ringan, makan siang atau makan malam.
d.      Sewa-sewa
Seperti pembayaran sewa gedung atau ruang seminar, sewa kendaraan, sewa komputer, printer, scanner.
e.       Pembayaran Honorarium
Pembayaran honorarium adalah untuk para pemakalah moderator, pembawa acara, notulis, pembuatan naskah makalh pengganti uang transpor  wartawan,  dan  petugas- petugas tertentu dan tentu saja honorarium atau uang lelah anggota panitia.
Besarnya honorarium telah ditetapkan sebelumnya, dan disesuaikan dengan kriteria yang telah disepakati bersama oleh panitia.
4)   Untung Rugi
Pada prinsipnya, dalam penyelengaraan sbuah seminar tidak dikenal istilah untung rugi secara finansial, sebab tujuan yang akan dicapai  adalah  keuntungan  yang  bersifat immateriil, yang tidak dapat dinilai dalam bentuk uang atau materi.
Biasanya dna penyelengaraan seminar sudah dianggarkan oleh Pemberi Tuigas dalam pos tersendiri, sehingga tidak ada istilah “rugi” seperti sebuah kegiatan bisnis, dan kalaupun pengeluaran melebihi dan budget (anggaran) yang telah ditetapkan  itu  merupakan  risiko bagi Pemberi Tugas untuk menutupnya.

2.11.   Unsur-Unsur Yang Ada Dalam Seminar
Seminar bukanlah hanya sebatas tukar pemikiran kemudian selesai, tapi banyak hal yang perlu diperhatikan terhadap kegiatan seminar. Ada beberapa unsur yang mendukung berjalannya kegiatan seminar. Unsur tersebut melibatkan tiga unsur, diantaranya.
1.       Unsur Manusia
Unsur manusia yang meliputi pemandu atau moderator, penulis, penyaji makalah dan peserta. Pemandu atau moderator adalah orang yang akan mengatur jalannya seminar, sehingga semua keputusan ada di tangan moderator.
Ketika ada salah satu diantara peserta yang mau bertanya, maka harus mendapatkan izim dari moderator, tidak sewenang-wenangnya kemudian menjawab. Sebaliknya juga, penyaji ketika mau menyampaikan atau menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh salah satu peserta, maka harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari moderator untuk menjawab pertanyaannya. Penulis atau notulis adalah orang yang menghasilkan notulen dari hasil seminar.
Notulis akan menyampaikan hasil dari seminar, segala sesuatu yang sudah disepakati bersama. Notulis harus bisa dan mampu mencatat hasil seminar kemudian disampaikan atau dilaporkan kepada para peserta seminar.
Dalam seminar harus ada seorang penyaji yang akan menyajikan atau menyampaikan secara detil terhadap para peserta tentang makalah atau tema yang diangkat pada seminar. Penyaji adalah seseorang yang bisa dikatakan mampu menyampaikan materi seminar, sehingga para peserta merasa puas terhadap acara seminar yang diadakan.
Maka dari itu, harus mencari atau mendatangkan seorang penyaji yang memang benar-benar mampu dan berpengetahuan yang luas.Kegiatan seminar harus ada peserta seminar karena tidak cukup hanya mendatangkan penyaji dan dihadiri moderator, akan tetapi seminar harus dihadiri peserta. Sebab, penyaji akan menyajikan makalahnya dan disampaikan kepada peserta seminar.
Peserta merupakan orang yang hadir dalam acara seminar selain dari penyaji dan moderator. Bisa juga dikatakan peserta adalah orang yang mendengarkan. Banyak dan sedikitnya peserta menyebabkan tidak sukses dan semaraknya acara, memang pada hakikatnya kesuksesan tidahlah bergantung kepada banyaknya peserta, tapi peserta sebagai penunjang terhadap jalannya acara.
2.       Unsur materi yang meliputi masalah, tema atau topik pembicaraa.
Sebelum dilaksanakan sebuah seminar, terlebih dahulu harus mencari atau mendapatkan masalah, sehingga bisa dijadikan bahan diskusi pada kegiatan seminar. Masalah itulah kemudian diusung dan dibahas pada seminar. Tanpa mempunyai permasalahan, maka acara seminar tidak mungkin berjalan, karena tidak ada yang mau dibahas. Tema atau topik merupakan pokok kajian yang diusung pada kegiatan seminar. Tema didapat setelah menemukan permasalahan kemudian lebih difokuskan ke dalam bentuk tema. Tema sebagai roh permasalahan yang akan dibahas atau diurai secara mendalam. Makalah yang dibuat oleh penyaji setidaknya harus berkaitan dengan tema tidak boleh mengangkat makalah yang tidak ada kaitannya dengan tema. Sebab, tema salah satu topik yang sudah disepakati untuk dijadikan bahan diskusi.
3.       Unsur fasilitas
Meliputi ruangan, meja, kursi, alat-alat audio visual, papan tulis, kertas dan sebagainya. Kegiatan seminar merupakan kegiatan dalam bentuk resmi. Yang jelas membutuhkan ruangan yang sekiranya memadai terhadap semua yang hadir. Selain itu, membutuhkan meja dan kursi sebagai tempat duduk bagi penyaji juga peserta yang hanya membutuhkan kursi. Sebab, acara seminar kalau peserta dan penyajinya duduk dalam bentuk lesehan, maka kurang menarik acaranya. Apalagi memang tidak biasa seperti itu, beda dengan diskusi yang dibentuk tidak formal mungkin tidak masalah jika tidak menggunakan kursi dan meja. Yang penting ada tempat meski tidak dalam ruangan.
Alat-alat audio visual dan papan tulis dibutuhkan oleh penyaji dalam acara seminar, meskipun seringkali ketika acara resmi yang diadakan di gedung-gedung pertemuan resmi tidak menggunakan papan tulis, akan tetapi papan tulis digunakan ketika acara seminar yang diadakan di kelas oleh mahasiswa atau ketika seminar proposal bagi mahasiswa semester 7 atau 8. Namun, dua alat tersebut harus ada dan dipersiapkan sebelumnya, sehingga ketika penyaji membutuhkan alat tersebut tidak akan kebingungan.Untuk melaksanakan seminar tentu diperlukan persiapan. Persiapan tersebut harus menjawab pertanyaan siapa yang menjadi pelaksana seminar, siapa penyaji makalahnya, siapa pesertanya, apa materinya, dimana pelaksanaannya, dan fasilitas apasaja yang harus disediakan agar pelaksanaan seminar tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Sebelum melaksanakan seminar sebaiknya dibentuk sebuah panitia pelaksana yang dipimpin oleh seorang ketua, sekretaris dan bendahara ditambah dengan beberapa urusan atau seksi. Urusan atau seksi yang dibentuk haruslah sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, harus ada seksi yang mengurus penggandaan makalah, surat-menyurat, tanda peserta, piagam atau tanda keikutsertaan. Demikian pula harus ada seksi yang mengurus fasilitas seminar seperti soal tempat, meja, kursi, papan tulis, alat-alat audiovisual, dan sebagainya. Jika seminar dilaksanakan lebih dari satu hari, perlu pula seksi yang mengurus akomodasi, transportasi, dankonsumsi. Agar pekerjaan panitia dapat berlangsung tertib dan lancar, maka panitia seminar harus dapat merumuskan tugas-tugas yang harus dikerjakan, dan siapa saja orang yang bertanggungjawab melaksanakannya.
Tugas-tugas itu misalnya menyangkut soal siapa yang menghubungi penyaji makalah, tema apa yang disajikan, berapa biaya yang dibutuhkan dan dari mana sumbernya, siapa saja yang menjadi peserta dan apasaja kewajibannya, kapan dan dimana seminar dilaksanakan. Baik panitia mau punpenyaji hendak nya memperoleh gambaran unsur manusia yang terlibat di dalam seminar tersebut. Aktivitas untuk memperoleh gambaran itu penting agar mereka yang terlibat didalamnya mengetahui sifat dan sikap masing-masing.

2.12.   Kelebihan Dan Kekurangan Seminar
Seminar memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:
1)      Kelebihan seminar
Adapun kelebihan dari sebuah seminar yaitu:
a)    Membangkitkan pemikiran logis
b)   Mendorong analisis menyeluruh
c)    Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema
d)   Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta
e)    Meningkatkan ketrampilan dalam mengenal problema
2)        Kekurangan seminar
Adapun kekurangan dari sebuah seminar yaitu:
a)    Membutuhkan banyak waktu
b)   Membutuhkan pimpinan yang terampil
c)    Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar
d)   Mengharuskan setiap anggota kelompok untuk mempelajari terlebih dahulu
e)    Mungkin perlu dilanjutkan pada pada diskusi yang lain

2.13.   Manfaat Diselenggarakannya Seminar
Manfaat diselenggarakannya seminar bagi para peserta adalah sebagai berikut:
1)   Ladang Mencari Ilmu
ketika mengikuti seminar, Wawasan kita semakin luas. Karena selain  kita mendapatkan materi seminar atau workshop dari narasumber / pembicara, kita juga banyak mendapat ilmu dari temanteman di tempat seminar dari diskusi-diskusi yang kita lakukan.
2)   Tempat Menambah Teman
Dengan mengikut seminar,secara tidak langsung kita mengenal peserta seminar dari diskusi-diskusi yang kita lakukan. karena dari diskusi-diskusi yang kita lakukan maka akan membuat kita saling mengenal satu sama lain.
3)   Menambah Pengalaman
“Pengalaman adalah guru terbaik ” , Dalam seminar atau workshop yang kita lakukan akan memberikan pengalaman yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman dari  peserta-peserta seminar.
4)   Meningkatkan Kepercayaan diri & komunikasi
Hal ini sangat penting karena bagaimanapun Percaya diri &  komunikasi adalah bagian dari kemampuan softskill  , jadi mau tidak mau setiap individu harus memilikinya.
Adapun didalam seminar , Kepercayaan diri dan Komunikasi kita baik secara langsung maupun tidak langsung akan mengalami peningkatan. Kita  pasti akan berdiskusi dengan teman-teman di samping kita bahkan kita langsung bertanya kepada pembicara. Sehingga yang tadinya orangnya malu- malu menjadi percaya diri.



BAB III
PENUTUP


3.1.  Kesimpulan
Seminar adalah suatu pertemuan ilmiah untuk menyelidiki dan membahas suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama dan mendesak dengan berpijak pada prasaran  dari sudut pandang tertentu di bawah pimpinan mahaguru atau orang ahli sehingga terumuskan pemecahan yang akurat. Ruang lingkup seminar ada tiga yaitu seminar lokal, seminar nasional dan seminar internasional.
Para Pelaku Seminar antara lain Pembawa Acara, Keynote Speaker, Moderator, Notulis, Pengamat, Pemakalah, Pembanding atau Penyanggah, Peserta, Tim Perumus. Kemudian Persiapan Seminar antara lain sebagai berikut:
1)   Pengembangan tujuan dan tema seminar
2)   Pokok bahasan atau topik seminar
3)   Penggambaran umum profil peserta seminar
4)   Pengembangan format dan desain seminar
5)   Pengembangan strategi penyelenggaraan dan logistik seminar
  


DAFTAR PUSTAKA



Djajendra. 4 Januari 2014. DJAJENDRA CORPORATE MOTIVATOR (online). http://djajendra-motivator.com/?p=8217, diakses 03 Maret 2019.
Kamdhi J.S. 2003. Terampil Berargumen Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SLTA kelas 3. Jakarta: Grasindo.
Tim Pustaka Phoenix. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia(Edisi Baru). Jakarta: PT Media Pustaka Phoenik.
Trianto Agus. 2007. Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia untuk SMP dan Mts kelas VIII Standar Isi 2006. Jakarta: Erlangga.
Yuzal, Indra dkk. 2013. Panduan Praktis Seminar. Jakarta: Rajawali Pers



Berikut Saya Lampirkan Makalah Dalam Bentuk PDF Bisa Di DOWNLOAD DISINI
Video Presentasi Bisa Di Tonton di bawah ini


File PPT Bisa Di DOWNLOAD DISINI

1 Response to "Seminar"

Translate

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel